link web lain

Sabtu, 01 Oktober 2011

Ku Pinang Diri Mu Cinta


Cinta,
Pernahkah sesaat dikau fikirkan,
Mana mungkin Rembulan mengada tanpa Matahari ?
Mana mungkin Matahari mendahului Rembulan ?

Cinta,
Pernahkah sesaat dikau renungkan,
Mana mungkin "tulang rusuk" mengada tanpa "rongga dada" ?
Mana mungkin rumah mengada tanpa ada yang mendirikannya ?

Cinta,
Pernahkah sesaat dikau dengarkan,
Bahwa bintang-bintang di langit senantiasa bernyanyi riang,
Mana mungkin "Ikan" mengada tanpa "Air" !
Mana mungkin "Ikan" mengada tanpa "Air" !
Mana mungkin "Ikan" mengada tanpa "Air" !
Yakinlah padaku Cinta-ku,
Bahwa seluruh Kerajaan Bumi ini tak lebih berarti dari sebutir gandum,
Mari kita bangun Kerajaan Tersembunyi !
Kerajaan kita yang sejati,
Mari kita bangun sejatinya Peradaban Aquarius !
Dan sungguh !
Aquarius tidak akan pernah sempurna tanpa Pisces !
Bukankah harapanmu ingin menyumbangkan "sedikit saja" sesuatu yang berarti dalam  hidup    ini ?
Mari Cinta, kita wujudkan mimpimu, mimpiku dan mimpi-mimpi mereka.

Cinta,
Pernahkah terlintas di fikiranmu tentang sebuah kemungkinan,
Bahwa engkaulah Maha Dewi itu !
Bahwa engkaulah Putri Salju itu !
Bahwa engkaulah Nawang Wulan itu !
Dan ketahuilah, akulah si pemimpi itu !
Joko Tingkir yang berhasrat mencuri selendang putihmu !

Cinta,
Pernahkah dikau rasakan,
Sejuknya angin fajar membelai lembut wajahmu ?
Yakinlah padaku,
Itulah hembusan nafas cinta dan kerinduanku padamu,

Cinta,
Kumohon padamu sekali lagi,
Bukalah dan tajamkan mata hatimu,
Sungguh aku tak kan pernah bosan menunggu,
Karenamu aku tlah belajar tuk lampaui ruang dan waktu.


Cinta,
Mohon tatap lekat-lekat kedua bola mataku,
Dengar dan rasakan degup dan gemuruh jantungku,
Eja-lah setiap huruf yang meluap dari kedalaman samudera hatiku,
Bacalah setiap kata yang jatuh satu-per-satu di bibirku.

Duhai Cinta-ku,
Duhai Cahaya mata-ku,
Mohon tatap lekat-lekat kata-kata ini dengan kejernihan dan keindahan matamu,
Asal mula adalah Salju, sebelum tercipta Waktu,
Ingatkah engkau ?
Sungguh aku sepenuhnya sadar bahwa aku tengah bermimpi !
Engkaulah "Salju" itu dan akulah "Waktu" yang merangkak letih di permukaan Bumi,
Inilah sejatinya dongeng yang pernah dituliskan-nya untuk kita.
Ingatkah engkau ?
Dan sungguh ! kukatakan padanya,
Aku tak ingin ini hanya sekedar kenanaran mimpi !
Bersama Dia dan bersamamu,
Dengan cinta Dia dan dengan cinta kita kepada Dia,
Aku yakin kita mampu mewujudkannya di Bumi ini,
Tentunya, semua itu hanya akan mewujud dengan kuasa, kehendak, perkenan,
serta ridha-Nya.
Mohon mengertilah. .., mohon percayalah...,

Kumohon padamu Cinta-ku,
Sebelum semua cerita kehidupan ini usai,
Sebelum semua tirai sandiwara kehidupan ini disingkapkan,
Sebelum semua epos kehidupan ini diakhiri,
Mari kita sempurnakan semua itu,
Agar dunia bersama kita dapat belajar untuk mengetahui,
Bahwa semua adalah satu !
Agar dunia bersama kita mau menyadari,
Bahwa ketulusan dan kesederhanaan Cinta di atas segalanya !

Cinta,Pesanku terakhir padamu,
Mohon baca, lihat, dengar dan mengertilah,
Belajarlah untuk memahami bahwa tidak ada istilah "kebetulan" dalam hidup ini,
Semua tanda, semua huruf, semua puisi, semua nada, semua lagu, semua drama,
semua film dan semua yang mengada kini tertuju hanya padamu.
Akulah Angin dan Engkaulah Api !
Cinta,
Jika benar engkaulah "ikan" yang selama ini ku cari,
Maka engkau akan mengetahui, akulah "samudera" yang senantiasa kau nanti.

Cinta,
Dimana pun jua engkau berada,
Sungguh telah kukirimkan semua tanda dan pesanku padamu,
Duhai Cinta-ku,
Duhai Maha Dewi-ku,
Duhai Belahan Jiwa-ku,
Duhai Bintang Jatuh-ku,
Duhai Putri Salju-ku,
Akulah tapak Sang Waktu yang berjalan mengitari wajah Bumi,
Akulah Waktu yang terduduk bersimpuh di antara subuh dan kilat senja,
Akulah Waktu yang berharap sebelum kebinasaan mutlak,
Salju kan turun kembali menghapus segala rupa,
Akulah pasir yang berbisik lirih padamu,
Bahwa mutiara terpendam harus segera diungkapkan,
Marilah, Oh duhai separuh jiwa-ku,
Kita sempurnakan semua puisi, semua syair, semua lagu, semua cerpen, semua
drama, semua dongeng, semua sandiwara, semua film, semua buku, semua kitab,
semua filsafat, semua agama, serta semua evolusi di muka Bumi ini.

Cinta,
Melalui wujud penyatuan kita ini.
Mari kita satukan dua kepingan cermin yang tlah lama terpisah,
Mari secara perlahan kita kilapkan cermin Bumi ini,
Agar wajah Rembulan kembali memantulkan cahya Matahari,
Yakinlah, bayangannya kan menyibak kegelapan yang menyelimuti Bumi,
Mari, mari Cinta-ku,
Mari kita sama-sama belajar untuk memahami seuntai kata rahasia,
Tiada daya dan upaya, kecuali dari dan milik Dia,
Mari kita sama-sama belajar untuk menyadari sebait puisi murni,
Sesungguhnya kita berasal dari-Dia dan akan kembali pada-Dia,
Meskipun sungguh sedikitpun kita tak punya kuasa,
Namun dengan kehendak, kuasa, ridha, serta perkenan-Nya,
Melalui, di dalam, dan bersama-Nya,
Secara perlahan mari kita sama-sama belajar berlayar dan berusaha menyelami
samudera kehidupan,
Semoga akhirnya keberuntungan membawa kita pada Mutiara Yang Terpendam.

Cinta...,
Demi Dia, Dzat Yang Membelah batu hingga menetes air mata Cinta,
Aku datang bersimpuh memohon padamu dengan hati berlumur darah Cinta,
Kupinang engkau,
Atas dasar kecintaanku pada Dia.

Kupinang engkau,
Dengan mahar, kefakiran absolut-ku dihadapan Dia.
Kupinang engkau,
Dengan mahar, kebodohan absolut-ku dihadapan Dia.
Kupinang engkau,
Dengan mahar, sebuah "Cincin Sulaiman" tanda bulat dan utuhnya keyakinan-ku,
Bahwa engkaulah pasangan sayap jiwa dan ruh-ku yang sejati,
Sungguh ! sulit bagiku tuk sampai pada ketinggian dan keagungan kursi-Mu
hanya dengan satu sayap,
Dan jika engkau sudi untuk bermurah hati tuk menjadi istriku nanti,
Maka aku akan senantiasa memohon padamu Cinta,
Singkapkan kain kebaya yang menutupi "betis" putih indahmu itu !
Dan jangan kau hiraukau jika aku terkapar pingsan beribu-ribu tahun
karenanya !

Cinta,
Saatnya kututup puisi ini,
Dan kuajak engkau bersamaku bersimpuh dan memohon pada-Nya,
Dia Yang Maha Esa,
Dia Yang Maha Pecinta di atas semua pecinta,
Dia Yang Maha Lembut di atas semua yang lembut,
Dia Yang Maha Menyatukan segala yang terserak,
Semoga kiranya kehendak, kuasa, ridha dan cinta-Nya luruh dalam puisi
pinangan ini.
Dan, dengan perkenan-Mu,
Kupintakan angin senja dengan lembut untuk menyampaikan pinangan ini padamu,

Dengan untaian kata,
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantaramu.
Dan orang-orang yang tidak mampu menjaga dirinya.
Sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.
Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Cinta,
Kutunggu, dan sungguh akan selalu kutunggu jawabmu,
Sebagaimana seluruh seisi semesta alam pun senantiasa setia menunggumu.
Dan sudah selayaknya kita sepenuhnya yakin, bahwa Matahari tak kan pernah
ingkar janji.
Amin ya Rabbal a'lamin.

Bumi Allah, menunggu fajar datang. 17.04.2007. 01.30. WIB.

*) Puisi ini secara tidak langsung "diilhami" melaluimu maha dewi-ku dan
melalui segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaanmu. Sungguh,
seyogyanya engkau tahu pelita-ku, "You're The Inspiration" !
Bagi saudara-saudara penyair yang merasa kata-katanya telah dicuri, ketahuilah
akulah plagiat murni itu, maka jika mau menuntut, maka janganlah pernah
merasa bimbang dan ragu, tuntutlah diri-ku. Duhai Engkau, Ya Maha Pengatur,
Ya Maha Lembut, Ya Maha Pengasih, Ya Maha Pengampun, hanya Engkau-lah Yang
Maha Mengetahui segala isi hati seluruh mahluk-Mu, meski beribu puja-puji
kami curahkan pada dewi bumi-Mu, namun pada hakikatnya hanya Engkau-lah
satu-satunya tujuan dan Cinta Sejati kami.
Selamatkan kami dari tipu daya-Mu
ya ar-Rahman. Duhai Engkau Yang Maha Kaya, jauhkanlah kami dari tindakan
menjual atau (bahkan) menggadaikan firman-Mu hanya demi keuntungan duniawi
yang sesaat ini. Karena dengan izin-Mu kami meyakini Keajaiban-Mu, maka kami
memohon pada-Mu,

jadikanlah Keajaiban itu. Maka dengan segala kepenuhan kerendahan,
kebodohan, dan kefakiran kami di hadapan-Mu.
Kami memelas dan memohon pada-Mu, sudilah
kiranya Engkau berkenan untuk menenggelamkan kami dalam
lautan ampunan, rahmat, ridha, serta cinta-Mu. Amin.

------------ --sumber: sarikata. com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tutorial